Karena ingin ngerasain shalat di masjid miniatur Masjid
Nabawi ini, minggu lalu sebelum bulan Ramadhan tiba, kami sekeluarga
menyempatkan diri untuk pergi ke sana. Kami sampai tepat saat adzan maghrib
berkumandang.
Segera kami memarkirkan mobil dan bergegas menuju masjid
yang ternyata sudah ramai oleh pengunjung. Kami terpaksa harus menunggu di
pelataran karena masjid sudah penuh dengan jamaah shalat maghrib hingga meluber
ke teras masjid.
Kami harus mematuhi protokol kesehatan yang berlaku untuk
bisa masuk ke dalam masjid. Ada beberapa petugas masjid yang selalu
mengingatkan pengunjung untuk menaati protokol kesehatan yang berlaku. Apa saja
protokol kesehatan yang berlaku di sini,
- Pengunjung wajib menggunakan masker saat berada di area masjid.
- Ketika masuk area masjid, pengunjung di ukur suhu tubuhnya.
- Menjaga jarak dan tidak berkerumun ketika berada di area masjid. Saat shalat pun tidak diperbolehkan bersebelahan, harus ada jarak.
- Harus menggunakan sajadah yang telah disediakan oleh takmir masjid.
Sejarah Masjid Ar-rahman
Masjid yang mirip masjid Nabawi ini dibuat oleh Abah
Hariyanto, seorang pengusaha ternama di Kota Blitar. Keinginannya membangun
masjid ini didasari oleh pengalamannya saat pertama kali melakukan ibadah haji
di Masjid Nabawi. Beliau ingin merasakan kekhusyukan shalat layaknya saat
melakukan ibadah haji pertama kali.
Keinginan ini sudah ada sejak tahun 2018, dan pada tanggal
24 Desember 2018 dilakukan peletakan batu pertama kali untuk mulai membangun
masjid ini. Masjid dibangun di atas tanah seluas 5000 meter persegi. Pembangunan
masjid memakan waktu satu tahun dan diresmikan pada tanggal 25 Desember 2019
oleh Gubernur Jawa Timur saat ini yaitu Ibu Khofifah Indar Parawansa.
Lokasi masjid
Lokasi masjid berada di tengah Kota Blitar, jadi tak susah
untuk menemukannya. Berada di dekat Stadion Blitar, tepatnya di Jalan Ciliwung
No 2, Bendo, Kepanjenkidul, Kota Blitar, Jawa Timur.
Kemiripan Masjid Ar-rahman dengan Masjid Nabawi
Payung Raksasa di Halaman Masjid
Bedanya, payung di Masjid Ar-rahman berukuran lebih kecil
dan tak sebanyak di Masjid Nabawi. Setidaknya ada 4 payung raksasa yang
terpasang. Semua payung telah terbuka saat kami sekeluarga sampai di sana.
Pintu Masjid
Saat akan memasuki bagian dalam masjid, kalian akan melewati pintu kotak kayu dengan ukiran yang dibuat sama dengan pintu masuk Masjid Nabawi. Tak ketinggalan ukiran dengan tulisan Muhammad Rasulullah yang terletak di tengah pintu.
Langit-langit Masjid
Langit-langit masjid juga dibuat semirip mungkin dengan Masjid Nabawi. Bentuknya melengkung bercat garis-garis hitam dan putih. Dengan
tiang-tiang penyangga yang bercatwarna emas di pucuknya.
Kubah dan Menara
Sedangkan untuk menara, pun ada satu menara di pojokan
masjid yang arsitekturnya dibuat sama dengan Masjid Nabawi. Tentu saja dengan
ukuran yang lebih kecil.
Mihrab
Mihrab atau tempat untuk imam didesain layaknya di Masjid
Nabawi. Di depan tempat imam terpampang sebuah kiswah asli yang pernah dipakai
sebagai penutup Ka’bah tahun 2016. Hal ini membuat kita berasa shalat di depan
ka’bah langsung.
Peralatan shalat
Tak hanya desain interiornya yang dibuat semirip mungkin
dengan Masjid Nabawi, peralatan shalat yang disediakan juga dibuat semirip
mungkin. Karpet sajadah untuk alas shalat didatangkan langsung dari Turki. Pengharum
ruangan juga sama seperti yang dipakai di Masjid Nabawi. Pengharum ruangan yang
diimpor langsung dari Madinah ini biasanya disemprotkan marbot masjid ke
setiap dusut ruangan.
Fasilitas Masjid
Fasilitas yang disediakan masjid juga sangat lengkap. Mulai
dari kamar mandi, mukenah, sajadah, Al-quran. Dan semua barang-barang tersebut
tertata rapi. Untuk sajadah dan mukenah, selama masa penademi ini digunakan
satu kali pakai. Jadi tidak boleh dipakai bergantian.
Sajadah atau mukenah yang telah dipakai nantinya langsung
dicuci dan pengunjung baru nantinya bisa menggunakan mukenah dan sajadah yang
baru yang telah bersih dicuci.
Bila kalian datang saat shalat maghrib, kalian akan
mendapatkan konsumsi berupa nasi kotak. Dan juga disediakan minuman hangat
seperti kopi, teh dan jahe panas di pelataran masjid.
Kekurangan Masjid
Kekurangan masjid ini hanya berada di area parkirnya yang
tak terlalu luas. Sehingga saat keadaan sedang ramai-ramainya, akan sulit untuk
mencari tempat parkir. Sama seperti saat kami datang waktu itu. Kami harus
parkir di pinggir jalan raya agak jauh dari masjid.
Author
No comments
Post a Comment