Tak pernah ada kata bosan rasanya untuk mengunjungi Yogyakarta, kota yang unik dengan kebudayaan jawa yang melekat di dalamnya. Tahun 2020 kemarin saya kembali ke sana untuk yang kesekian kalinya. Kali ini saya pingin tau lebih banyak tentang sejarah Keraton Yogyakarta. Salah satu tempat yang telah menjadi incaran saya saat itu adalah kawasan Taman Sari Yogyakarta.
Source : suara.com |
Bila dulu ke sini lebih banyak untuk mencari foto instagramable dengan latar kolam berair jernih di dalam area Taman Sari. Kali ini saya pingin megulik sedikit sejarah tentang kisah Keraton Yogyakarta di balik pagar beton Taman Sari.
Oleh karena itu, setelah membali tiket masuk, saya langsung
menyewa seorang guide untuk memandu menjelajahi ruang-ruang penuh cerita di
area Taman Sari. Guide saya waktu itu adalah seorang pria paruh baya berbadan
tinggi yang ramah dan pandai bicara.
Asal-usul
Source : kratonjogja.id |
Taman Sari dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I, pembangunan dimulai pada tahun 1758 M ditandai dengan candra sengkala “Catur Naga Rasa Tunggal” yang menunjuk tahun 1684 Jawa. Sengkalan yang diartikan sebagai “Empat Naga Satu Rasa” ini dapat ditemukan di Gapura Panggung.
Bagian-bagian penting dari kompleks bangunan diselesaikan
pada tahun 1965 M, ditandai dengan Candra
sengkala “Sekar Sinesep Peksi” yang menunjukkan tahun 1691 jawa. Sengkalan
yang berarti “Kuntum Bunga Dihisap Burung”
ini dapat ditemui di Gapura Agung dan
ornament beberapa dinding bangunan.
Desain taman sari didasarkan pada gagasan dari Sri Sultan
Hamengku Buwono I, sedangkan gambar teknisnya dikerjakan oleh seorang
berkebangsaan Portugis yang diduga datang dari wilayah Gowa, Sulawesi.
Arsitek dari portugis ini dikenal sebagai Demang Tegis dan
pimpinan proyek pembangunan Taman Sari ini adalah Tumenggung Mangundipuro yang
kemudian digantikan oleh Pangeran Notokusumo.
Area Taman Sari
Situs sejarah yang beralamat di Petehan, Kraton, Yogyakarta
ini memiliki luas lebih dari 10 Hektare dengan sekitar 57 bangunan baik berupa
gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan
beserta pulau buatan dan lorong bawah air.
Area Taman Sari Yogyakarta dibagi menjadi empat bagian,
namun hanya bagian yang disebut Segara yang
masih utuh dan dijaga kelestariannya hingga saat ini. Bagian lainnya sudah
tinggal reruntuhan dan beberapa bagian sudah beralih fungsi menjadi tempat
pemukiman penduduk.
Situs Segara
Umbul Pasiraman
Area yang disebut Segara ini berada tepat setelah loket
pembelian tiket masuk. Pertama kali masuk terdapat kolam dua buah kolam dengan lima
air mancur berbentuk jamur di tiap kolamnya. Kolam yang tak begitu dalam dengan
air yang jernih ini merupakan tempat berendam Sultan, Permaisuri, Selir dan
Putri Raja.
Source : Reddorz.com |
Kolam ini disebut Umbul Pasiraman atau ada juga yang menyebutnya dengan Umbul Binangun. Terdapat dua gerbang masuk di sisi barat dan timur kolam. Selain kolam juga terdapat bangunan di sisi utara dan selatan.
Di sebelah utara kolam terdapat bangunan untuk berganti
pakaian para putri dan istri raja. Sedangkan dibagian selatan terdapat bangunan
tiga lantai dengan menara di bagian tengahnya. Bagunan bagian barat merupakan
tempat berganti pakaian Sultan, sedangkan bagunan bagian timur merupakan tempa
beristirahat Sultan.
Sedangkan menara di bagian tengah bagunan yang memiliki
jendela berjeruji kayu, konon katanya merupakan tempat Sultan duduk-duduk
sambil melihat Permaisuri dan Selir yang berendam di umbul pasiraman.
Katanya, jika Sultan ingin berendam bersama salah satu
istrinya, dia akan melemparkan kuntum bunga dari balik jendela. Siapa yang bisa
menangkap kuntum bunga tersebut, dialah yang berhak untuk mandi bersama Sultan
di kolam yang berada di sebelah selatan bangunan.
Kolam yang berada di sebelah selatan bangunan disebut dengan
Umbul Binangun, kolam yang hanya dikhususkan untuk Sultan dan istri pilihannya
saja.
Gedhong Gapura Hangeng
Source : Phinemo.com |
Setelah dari kolam, kalian akan diajak untuk memasuki area selanjutnya dengan melewati pintu barat kolam. Ruang selajutnya merupakan lahan luas dengan beberapa pohon besar yang tumbuh di dalamnya.
Pertama kali memasuki area ini kalian akan melihat relief
berbentuk seperti gunungan wayang. Relief itu disebut Gedhong Gapura Hangen
yang merupakan pintu gerbang utama taman.
Gerbang ini berada di bagian paling barat situs istana air
yang tersisa. Sisi timur dari pintu utama masih bisa disaksikan sementara sisi
baratnya sudah tertutup oleh permukiman penduduk.
Gerbang ini memiliki dua jenjang berhias relif burung dan
bunga-bungaan yang menunjukkan tahun selesainya pembangunan Taman Sari pada
tahun 1765 M atau 1691 jawa.
Taman Sari Yogyakarta yang memiliki arti taman yang indah
menyimpan banyak sekali kisah di dalamnya. Beruntunglah kita masih bisa
menikmati bangunan indah ini yang kini tersisa puing-puingnya saja.
Daftar Pustaka
No comments
Post a Comment