Selain terkenal dengan keindahan alamnya, Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat juga memiliki budaya yang unik. Tradisi dan budaya Suku Sasak yang masih dilestarikan menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan.
Suku Sasak
Source : kompas.com |
Nama Sasak pertama kali disebut dalam Prasasti Pujungan yang ditemukan di Kabupaten Tabanan, Bali. Prasasti ini diperkirakan berasal dari abad ke 11. Asal nama Sasak kemungkinan berasal dari kata sak sak, yang memiliki arti sampan. Dalam Kitab Negara Kertagama, kata Sasak disebut menjadi satu dengan Pulau Lombok yaitu Lombok Sasak Mirah Adhi yang berarti kejujuran adalah permata kenyataan yang baik.
Namun dalam tradisi lisan masyarakat Lombok, Sasak berasal
dari kata sa’ saq yang memiliki arti
satu. Sedangkan Lombok berasal dari kata lomboq
yang memiliki arti sesuatu yang lurus. Yang kemudian diartikan sebagai
jalan yang lurus.
Suku Sasak merupakan suku asli dari Pulau Lombok yang
memiliki tradisi dan budaya unik dan menarik. Berikut beberapa fakta unik Suku Sasak
Lombok yang bisa bikin kalian penasaran untuk melihatnya langsung.
Lantai Rumah Adat yang Terbuat dari Kotoran Sapi
Source : exovillage.com |
Berbeda dengan daerah lainnya, Suku Sasak menggunakan kotoran sapi untuk membangun rumah. Kotoran sapi ini digunakan sebagai perekat pengganti semen. Kotoran sapi ini dicampur dengan tanah liat, abu jerami dan bahan-bahan lainnya.
Selain sebagai bahan baku, kotoran sapi ini juga digunakan
untuk membersihkan lantai. Suku Sasak percaya bahwa kotoran sapi dapat mengusir
serangga sekaligus menangkal serangan magis untuk penghuni rumah tersebut.
Biasanya kegiatan membersihkan rumah ini dilakukan seminggu
sekali atau pada waktu-waktu tertentu sebelum melakukan acara adat.
Namun tenang saja kawan, meski dibersihkan menggunakan
kotoran sapi nyatanya tidak tercium bau tak sedap sekalipun. Hal ini
dikarenakan setelah dipel menggunakan kotoran sapi, lantai akan dibersihkan
dan digosok menggunakan air bersih.
Nyongkolan
Source : radarlombok.co.id |
Nyongkolan merupakan acara adat dalam rangkaian prosesi pernikahan adat Suku Sasak. Kegiatan ini berupa arak-arakan kedua mempelai dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita. Arak-arakan ini diiringi oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuka adat beserta keluarga dan kerabat mempelai pria.
Peserta arak-arakan wajib menggunakan baju adat Suku Sasak. Untuk
wanita menggunakan Baju Lambung atau
kebaya, kain songket yang disebut kereng
nine, dan sanggul atau penghias kepala. Sedangkan untuk pria menggunakan
baju jas warna hitam yang disebut tegodek
nongkeq, sarung tenun khas Lombok yang disebut kereng selewoq poto dan capuk
atau ikat kepala.
Dan yang bikin menarik, rombongan ini disertai dengan
rombongan musik. Para rombongan musik inilah yang meramaikan suasana. Rombongan musik ini memainkan tabuh-tabuhan gendang beleq khas Lombok, sejenis musik rebana dengan lagu-lagu daerah Lombok.
Tujuan dari acara ini adalah untuk memperkenalkan pasangan
mempelai tersebut ke masyarakat, terutama pada kalangan kerabat maupun masyarakat
di mana mempelai wanita tinggal. Karena biasanya seluruh rangkaian acara
pernikahan dilaksanakan di pihak mempelai pria.
Menurut kepercayaan Suku Sasak, jika tradisi nyongkolan ini
tidak digelar setelah prosesi akad nikah, rumah tangga sang pengantin nantinya
tidak akan bertahan lama. Atau keturunan dari pasangan pengantin ini nantinya akan
terlahir dalam kondisi cacat fisik.
Acara ini seringnya dilaksanakan pada saat akhhir pekan. Jadi buat
kalian yang ingin melihat langsung prosesi nyongkolan datang saja ke Lombok saat akhir pekan.
Setiap daerah selalu memiliki tradisi dan budaya yang
berbeda-beda. Tak terkecuali dengan Suku Sasak Lombok. Dengan mengetahui lebih
banyak budaya dan tradisi tiap daerah membuat kita jadi lebih mencintai negeri
kita sendiri.
No comments
Post a Comment