Kampoeng Pecel Lereng Katresnan Klaten Jawa Tengah adalah salah satu tujuan wisata karena penatnya kehidupan kota dan serba kemodernan seringkali menimbulkan kejenuhan.
Karena itulah jiwa-jiwa yang merasa gersang berharap bisa menikmati alam yang damai pada suasana khas perdesaan. Penat karena belajar online yang sudah digelar lebih dari satu tahun pun membawa banyak orang-orang ke tempat ini.
Muncul juga destinasi wisata yang menjual nostalgia ala kampung dengan sajian kuliner tradisional di berbagai daerah perdesaan. Salah satunya adalah Kampoeng Pecel di daerah Bayat, Klaten. Teman-teman bisa menjadikannya pilihan untuk berkunjung akhir pekan.
Sejarah Kampoeng Pecel
Objek wisata kuliner yang baru dibuka pada September 2020 ini merupakan salah satu unit wisata dari Agrowisata Lereng Katresnan yang berada di Dusun Mojorejo RT 32 RW 12, Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Berdiri di atas lahan mangkrak milik warga seluas 2.500 meter persegi.
Lokasinya berada di bawah rimbunan pohon bambu dan jati di pinggir sungai yang hanya ada air saat turun hujan.
Kampoeng Pecel dikembangkan oleh warga secara swadaya dan didukung BUMDes setempat. Warga iuran hingga terkumpul modal awal Rp3,6 juta dan digunakan untuk mendirikan gazebo, lincak, jembatan, serta aneka ornamen untuk spot selfie.
Pada bagian dapur dan pelayanan pengunjung, Kampoeng Pecel memberdayakan puluhan ibu-ibu kampung setempat.
Menikmati Pecel dan Dawet Lidah Buaya dari Kampoeng Pecel Lereng Katresnan Klaten Jawa Tengah
Sesuai namanya, pecel adalah sajian andalan di Kampoeng Pecel. Dikutip dari Wikipedia, pecel atau pecal (berasal dari bahasa Jawa) merupakan makanan berasal dari pulau Jawa, makanan ini biasanya dihidangkan dengan bumbu sambal kacang sebagai bahan utamanya dan dicampur dengan aneka jenis sayuran.
Makanan ini populer terutama di wilayah DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Ibu-ibu di Kampoeng Pecel menyajikannya dengan nasi, gendar, tiwul, hingga hewek dilengkapi peyek kacang.
Teman-teman mungkin biasa minum cendol dawet ayu yang berasal dari tepung beras. Beda dengan cendol dawet di Kampoeng Pecel, di sini ibu-ibu menawarkan kuliner unik berupa dawet dari bahan dasar lidah buaya atau aloe vera.
Tampilan dawet hijau segar membuat mulut dan lidah tak sabar untuk menyeruputnya. Sebagaimana pecel yang bahan sayurannya dari hasil panen warga Lereng Katresnan, maka aloe vera pun merupakan hasil budidaya tanaman tersebut oleh warga setempat.
Selain menikmati kulinernya, teman-teman juga bisa memuaskan diri ber-selfie ria karena banyak spot foto instagramable yang bisa dipakai. Hiasan bola warna-warni, kutipan yang memancing senyum, hingga gazebo dan gardu pandang.
Kampoeng Pecel Lereng Katresnan Klaten Jawa Tengah : Destinasi Wisata yang Ramah di Kantong
Untuk masuk ke Kampoeng Pecel, hingga tulisan ini dibuat, masih gratis tiket masuk. Teman-teman hanya dikenai biaya parkir saja. Untuk menikmati kulinernya juga murah meriah. Kisaran harga paket makanan di Kampoeng Pecel Rp5.000 hingga Rp20.000. Sangat ramah di kantong.
Sementara itu, untuk berkunjung ke Kampoeng Pecel, teman-teman yang sudah berada di Jawa Tengah atau DI Yogyakarta bisa langsung membuka aplikasi Google Maps dan mengetik nama “Kampoeng Pecel”.
Setelah itu akan muncul rute perjalanan yang harus dilalui. Kalau dari arah Solo, Gunungkidul, Yogyakarta, dan Klaten sudah ada beberapa penanda menuju Kampoeng Pecel. Estimasi waktu dari Kota Klaten sekitar 15-20 menit sudah sampai. Kalau dari Solo itu sekitar 30-45 menit. Dari Yogyakarta juga sekitar itu karena memang Kampoeng Pecel berada di tengah-tengah perbatasan.
Teman-teman tak hanya bisa menikmati wisata kuliner saja, ada beragam aktivitas wisata yang bisa dilakukan di lokasi Kampoeng Pecel, seperti camping ground, outbond hingga wisata edukasi pertanian. Terutama terkait pembudidayaan lidah buaya.
Bagaimana, tertarik berkunjung ke Kampoeng Pecel Lereng Katresnan? Langsung saja ikuti Google Maps dari gawai kamu yuk!
Ada rekomendasi tempat wisata lain di kotamu? Bagikan di kolom komentar yuk!