Luma Coffee, Coffee Shop di Tengah Kota Malang dengan Suasana Homey

Beberapa kali saya muterin daerah Jalan Wilis, Jalan Ijen, pokoknya sekitar tengah kota Malang untuk mencari-cari coffee shop yang buka di pagi hari. Jadi sambil menunggu jam anak pulang sekolah niatnya sambil ngopi gitu.

Ada beberapa coffee shop sekitar kota Malang yang jam bukanya mulai pukul 7 pagi. Ada Retawu Deli, Fore, Titik Koma, Starbucks Ijen, dan mungkin beberapa coffee shop lain yang saya belum tahu ya. Lalu disusul Nakoa Coffee, Luma Coffee, hingga Hindia Koffie en Eaten yang buka pada jam 8 pagi.

lokasi luma coffee

Untuk kedua kalinya saya ke Luma Coffee yang jaraknya tidak sampai 100 meter dari sekolah anak saya. Suasananya enak sih, nyaman, ada bagian outdoor dan indoor yang bisa digunakan untuk mengerjakan tugas, meeting online, atau sekadar ngobrol bareng teman maupun kolega.

Lokasi Luma Coffee:

Jl. Klampok Kasri, Gg. 2A Jl. Wilis No.1, Malang City

Luma Coffee Review

Kali kedua datang ke Luma Coffee, saya mengajak Isya yang saat itu pulang sekolah. Ketika saya tawarkan untuk makan kudapan di sana, dengan cepat ia meng-iyakan. Alhamdulillah kebetulan banget saya sedang ingin kopi juga hehe..

Saat datang, sudah ada petugas parkir yang bersiaga. Kondisi jalan ngga rame-rame banget, tapi dia sigap membantu saya memarkir motor meskipun tanpa bantuannya pun bisa wkwkw.

Jadi konsep Luma Coffee ini sepertinya memang homey, begitu masuk kita bisa langsung mampir ke counter pesanan. Ada beberapa menu berat dan juga ringan, serta hidangan kopi dan non-kopi. Cukup lengkap sih menurut saya.

luma coffee

Dulu ketika pertama kali kesini saya memesan kopi dan mpek-mpek yang berujung pada: ketagihan sama mpek-mpeknya Luma Coffee. Sayang sekali dulu ngga sempat mengabadikan salah satu makanan khas Palembang itu.

Nah ketika kemarin kesini bersama dengan Isya, saya memesan chicken wings dan es teh leci untuk dimakan di tempat, lalu moccachino dan mpek-mpek untuk dibawa pulang. Untuk sajian es teh leci dan kopi tidak butuh waktu lama untuk menunggu. Kira-kira tidak sampai 10 menit minuman sudah terhidang.

menu minuman luma coffee

Saya memilih duduk di sofa dekat jendela kaca yang luas. Sayangnya di situ saya mencium bau-bau tidak sedap. Antara pesing karena entah siapa yang kencing di situ dan juga bau-bauan kain yang basah berhari-hari, bisa dibayangkan ya?

Meskipun minuman sudah datang, akhirnya saya memutuskan untuk pindah tempat duduk huhu.. sayang banget padahal spotnya kece banget dan sofanya cukup nyaman andai tidak bau.

luma coffee

Semoga bisa menjadi perhatian pemilik Luma Coffee deh ya, karena sofa tuh memang riskan kalau diduduki banyak orang. Apalagi cafe seperti ini yang kita tidak bisa mencegah siapa saja yang bisa duduk di sana. Siapa tahu ada anak kecil ngompol tapi tidak ketahuan akhirnya ya dibiarkan bau begitu saja.

Harga Menu Luma Coffee

Harga menu Luma Coffee standar aja sih menurut saya. Mulai dari 15ribuan sampai 30ribuan. Sayang sekali chicken wings yang disajikan kecil-kecil banget kwkwkwwk, tidak sebanding dengan wadah yang disajikan. 

menu luma coffee

Jujur saja dengan harga segitu saya agak syok dengan tampilan chicken wingsnya. Anak saya suka namun sepertinya ini terakhir kalinya saya memesan chicken wings di Luma. Untuk mpek-mpek rasanya otentik, empuk, ikannya terasa, dan cuko yang pedas dan kekentalannya pas. 

harga luma coffee

Jadi masih tertolong dengan hadirnya mpek-mpek enak dari Luma, kalau tidak, mungkin saya sudah kecewa berat haaha. Apalagi dari segi pelayanan juga pegawainya kurang senyum banget. Baik kasir maupun wraitres.

Jadi ceritanya saat itu saya mau bungkus es teh leci yang masih kami minum seper empatnya saja. Saya minta tolong ke kasir karena posisi wraiters yang berada agak jauh dari counter. Namun respon kasir maupun wratersnya tanpa senyuman sama sekali. Bahkan ketika saya minta tolong dan mengucapkan terimakasih mereka hanya diam saja.

Setidaknya jawab lah ya, padahal saya sudah menyebutkan kata tolong kwkwkw. Tapi yang namanya sikap orang lain tentu saja saya tidak punya kendali sepenuhnya atas mereka. Jadi saya biarkan saja meskipun mereka membungkus teh saya sambil manyun wkwk. 

Meskipun konsepnya homey, ternyata pelayanannya pun ngga homey-homey banget ya. Hahaha..

area luma coffee

Begitulah pengalaman saya berkunjung dan kembali membeli kopi ke Luma Coffee. Kira-kira kemana lagi nih kita? Jalan-jalan ke destinasi wisata di Malang atau mau ke cafe-cafe Malang aja?

Semoga artikel ini bermanfaat ya!

1 comment

  1. wahh ga jadi kesini deh hahaha, kadang kita sebel ya mbak kalau ngeliat waitresnya yang sok jual mahal gitu,kita nyapa biar lebih akrab juga, tapi kalau ada pelayannya yang modelan begini, greget banget

    ReplyDelete