Beberapa hari yang lalu saya mendampingi Isya field trip ke Markas Brimob Malang. Berada di daerah Ampeldento, Pakis, Malang akhirnya saya bisa tahu seperti apa markas Brimob yang selama ini hanya bisa dilihat di televisi atau koran.
Ikutan Field Trip Anak PAUD dan TK ke Markas Brimob Malang
Berangkat tepat pukul 8 pagi dari sekolahnya Isya, kami dijemput oleh Bapak-bapak polisi menggunakan truk Brimob yang biasanya digunakan untuk mengangkut para pasukan. Isi truknya ternyata lumayan banyaaak.
Meskipun terbuka di bagian belakang, ternyata cukup pengap lho. Untungnya di dalam truk tertutup tersebut sudah ada kipas angin kecil yang dipasang di beberapa sudut. Kira-kira ada enam kipas angin kecil yang saya lihat saat masuk ke dalam truk.
Tampak gagah ketika truk sudah mulai melaju dan membunyikan sirine sesekali saat di jalanan. Waktu berangkat, anak-anak tampak sangat senang dan ajaibnya semua diam wkwkwk. Bukannya ngobrol dengan teman nampaknya mereka terpukau dengan apa yang mereka naiki saat itu.
Termasuk Isya. Ketika saya tanya, apakah kamu senang Nak? Ia menganggukkan kepala sambil tersenyum. Jangankan anaknya, emaknya aja ikut happy karena punya pengalaman baru ikut naik truknya Brimob hehehe..
Beberapa anak PAUD memang didampingi ibunya. Karena pasti pulangnya pada ngantuk kan tuh, nah bahaya kalau anak tidak ada yang menjaga sedangkan tenaga guru terbatas. Oleh karena itu untuk anak PAUD dianjurkan ibunya mendampingi agar anak-anak tetap aman selama pulang dan pergi menggunakan truk.
Markas Brimob Malang, Apa Saja sih Isinya?
Pasti pada penasaran kan apa saja sih isinya Markas Brimob Malang itu? Ada penjaranya ngga kayak di Mako Brimob tempat dimana Sambo cs pertama kali ditahan? Hehehe..
Pertama kali memasuki markas, kami disambut baik dan ramah oleh para polisi yang bertugas. Sudah ada kameramen, kepala unit, dan beberapa polisi yang bersiap memperkenalkan anak-anak dengan kendaraan para polisi dan juga senjata-senjata, serta alat-alat pertahanan yang biasanya mereka gunakan.
Setelah berbaris dan disambut dengan pembukaan singkat, kami langsung diajak untuk melihat alat-alat yang biasanya digunakan oleh para anggota Brimob ketika ada situasi darurat. Apa saja situasi darurat itu? Seperti ada banjir bandang, tanah longsor, demo besar yang ditakutkan akan terjadi gesekan hingga kerusuhan, hingga alat untuk menjinakkan bom.
Lapangan Markas Brimob Malang siang itu sangat menyengat. Seolah matahari tak malu memancarkan panasnya. Beruntungnya masih ada beberapa pohon yang bisa kami gunakan untuk berteduh. Sambil bertanya-tanya, saya tertarik dengan alat dan baju penjinak bom yang saat itu dipajang.
Fakta-fakta Yang Mungkin Belum Kamu Tahu tentang Pekerjaan Anggota Brimob
1. Baju penjinak bom seberat lebih dari 10 kilogram
baju penjinak bom dan peralatannya |
Tentu kita pernah melihat baju penjinak bom yang mirip baju astronot itu bukan? Ternyata beratnya tidak main-main lho, lebih dari 10kilo! Saya lupa tepatnya berapa, namun lebih dari 10 kilogram. Ketika digunakan, otomatis kita juga mengenakan helmnya yang super berat juga.
Kira-kira, kepanasan ngga ya? Ternyata tidak lho teman-teman. Siapa sangka di dalam baju penjinak bom tersebut sudah ada blower yang siap dinyalakan dan diatur seberapa dingin suhu yang kita inginkan ketika mengenakan baju tersebut. Jadi meskipun berat, insya Allah kita masih bisa bertahan dengan udara yang nyaman.
remote yang ada di lengan baju bagian luar untuk mengatur blower dan juga lampu untuk penerangan |
2. Tameng seberat 15 kilogram
Siapa nih yang belum pernah lihat pak polisi yang biasanya menghadapi demo-demo besar membawa tameng seperti perisainya Captain America?
Seperti itulah tameng seberat 15 kilogram yang selama ini dibawa-bawa oleh anggota Brimob yang khas dengan baret birunya itu ketika bertugas. Bayangkan saja beratnya 15 kilogram belum termasuk senjata lain yang semakin menambah beban para anggota Brimob.
3. Wajib tinggal di asrama
Siapa sangka para anggota Brimob ini juga wajib tinggal di asrama karena pekerjaannya yang harus selalu siaga kapan saja dibutuhkan oleh masyarakat. Ikut terharu ketika salah satu anggota Brimob Malang yang menemani kami berkeliling saat itu menjelaskan bahwa mereka hanya bisa pulang jika mendapatkan izin dari atasan, untuk lebaran sekalipun.
Tidak heran ya rasa solidaritas di antara anggota Brimob memang tinggi. Karena mereka semua merasakan kepahitan yang sama, melaluinya bersama-sama, dan mencari penghiburan bersama-sama pula.
4. Tak ada hari libur
Ketika saya bertanya apakah benar tidak ada hari libur? Jawabannya ternyata benar. Anggota Brimob tidak mendapatkan hari libur karena ketika ada kondisi darurat, satu pasukan yang misalnya saja berjumlah 50 orang harus hadir 50 orang tersebut, tidak boleh kurang.
Huhu sedih ngga sih?
Selain diajak berkeliling dan melihat bagaimana kantor Markas Brimob ini, kami juga diajak untuk menaiki macam-macam mobil yang mereka miliki lho, hehehe norak ya.
Kami juga melihat beberapa rumah yang berjajar di sekeliling markas. Sepertinya itulah yang disebut sebagai asrama mereka. Ada beberapa wanita yang mungkin istri dari anggota Brimob dan juga anak kecil yang saat itu juga diajak berkeliling oleh ibunya menggunakan sepeda.
Main ke Markas Brimob Malang membuat saya seperti melihat dunia lain dari sisi polisi yang selama ini diberitakan dengan sangat gencar tentang kesalahan-kesalahan mereka. Bagaimanapun, polisi juga manusia biasa seperti kita ya teman-teman. Ada sisi yang mungkin belum kita lihat sehingga kadang ada saja yang memukul rata.
Saya bersyukur kemarin bisa ikut field trip dan mengambil hikmah tersebut. Semoga tulisan ini bermanfaat ya!
No comments
Post a Comment